Dalam membudidayakan Pohon Penghasil Gaharu (PPG), kita perlu menyuntikkan cairan inokulan ke dalam batang pohon yang telah berusia 6 tahun atau berdiameter minimal 15 cm. Cairan ini berisi jamur fusarium sp. dalam jumlah yang melimpah. Diharapkan banyaknya jamur-jamur tersebut dapat menginfeksi jaringan-jaringan di dalam batang tanaman. Hal ini akan membuat batang PPG menghasilkan gaharu sebagai bentuk perlindungan dirinya terhadap serangan jamur.
Sayangnya harga cairan inokulan mahal sekali. Setiap botol cairan ini biasanya dibanderol dengan harga berkisar antara Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Sebagian besar petani di Indonesia kami rasa tidak cukup kuat kalau harus menyiapkan modal sebesar itu. Apalagi bagi mereka yang baru pertama kali mencoba membudidayakan gaharu. Jika sampai gagal, kerugiannya pasti sangat banyak. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan opsi lain dengan membuat cairan inokulan sendiri.
Alat-alat yang digunakan :
- Kompor
- Parang
- Panci
- Talenan
- Pisau
- Sutil
- Blender
- Toples
- Sarung tangan
- Kain
- Wadah
*) semua peralatan yang dipakai harus dalam kondisi steril bersih dan kering.
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
- 1 kg kentang
- 3,5 liter aquadest
- 20 gram dextrose
- 1 bungkus tepung agar-agar
- 1 potong roti tawar
- 50 gram bagian batang pisang yang terserang jamur fusarium sp.
Lantas, bagaimana caranya mengetahui batang pisang yang terkena penyakit layu fusarium?
Pohon pisang yang terkena penyakit layu fusarium maka di sepanjang jaringan pembuluh batang semunya akan tampak berwarna cokelat kemerah-merahan. Terkadang lapisan luar batang semunya akan terbelah mulai dari bawah menuju ke atas. Sementara pada bagian daunnya terlihat layu dan menguning dengan tangkai yang terkulai sampai patah. Ciri khas serangan jamur fusarium sp ini juga akan terlihat garis-garis cokelat atau hitam dari bonggol ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal dan tangkai daun apabila pangkal batang tanaman pisang dibelah membujur. Usahakan pilih pohon pisang yang belum berbuah untuk dilakukan pemeriksaan. Sebab jika pohon yang berpenyakit tadi sudah berbuah, kemungkinan besar disebabkan oleh jamur jenis lainnya.
Setelah Anda berhasil menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan di atas, kini waktunya untuk membuat cairan inokulan sendiri!
- Belah roti tawar menjadi dua lapisan menggunakan pisau. Lalu usapkan aquades sedikit saja di permukaan bagian atas roti tersebut untuk membasahinya. Letakkan lapisan roti ini di tempat yang lembab dan terbuka selama seminggu agar ditumbuhi jamur. Biasanya jamur yang akan tumbuh di roti tersebut berjenis Aspergillus niger. Ciri-ciri jamur ini antara lain memiliki benang-benang halus berwarna kehitaman.
- Cucilah kentang memakai air bersih. Kemudian kupas lapisan kulit luarnya dan potong kecil-kecil menjadi berbentuk dadu. Ingat ya, untuk mengolah kupas ini Anda wajib menggunakan pisau dan talenan yang bersih. Selanjutnya potongan kentang tadi direbus hingga teksturnya menjadi empuk. Saring air rebusan kentang ini karena kita hanya membutuhkan kaldunya saja. Sedangkan kentang rebusnya bisa Anda jadikan lauk pauk. Bila air kaldu kentang yang terkumpul kurang dari 1 liter, Anda bisa menambahkan aquades secukupnya.
- Masukkan dextrose dan agar-agar ke dalam air kaldu kentang pada saat kondisinya masih panas. Lalu aduk supaya bahan-bahan tersebut tercampur secara merata. Apabila Anda kesulitan mendapatkan dextrose, silakan bisa diganti dengan gula pasir. Setelah tercampur, larutan tadi selanjutnya dimasukkan ke dalam toples yang bervolume 2 liter. Tutup toples tersebut sampai benar-benar rapat. Bila perlu, Anda bisa melapisinya dengan 5 lembar plastik yang diikat memakai karet gelang. Biarkan larutan ini sampai dingin dan membentuk agar-agar yang keras. Agar-agar yang sudah jadi selanjutnya dipotong menjadi dua bagian memakai pisau. Setiap potongan agar-agar ini disimpan kembali di wadah yang tertutup untuk sementara waktu.
- Haluskan bonggol pisang yang mengandung jamur fusarium menggunakan blender. Tambahkan aquades secukupnya agar hasil penghalusannya benar-benar halus. Setelah itu, hasil blenderan ini dituangkan ke dalam wadah pertama yang telah berisi agar-agar. Sedangkan untuk wadah kedua bisa ditambahkan dengan roti berjamur yang sudah disobek-sobek kecil. Simpan wadah-wadah ini di tempat yang kering dan teduh selama 10 hari. Jika sampai waktu tersebut jamur Aspergillus Niger belum tumbuh subur, Anda bisa menambahkan waktu selama 3 hari lagi.
- Isi wadah pertama selanjutnya dimasukkan ke blender dan ditambahkan aquades sebanyak 1 liter. Haluskan bahan-bahan ini sampai didapatkan ukuran yang sesuai. Jika kapasitas blender yang Anda miliki kecil, boleh melakukan penghalusan sebanyak beberapa kali asalkan komposisi bahan-bahan penyusunnya tetap sama. Hasil blenderan ini lantas diperas menggunakan kain untuk diambil air sarinya. Usahakan gunakan kain yang baru dibeli. Kerjakan pula langkah-langkah yang sama untuk wadah kedua.
Cairan inokulan buatan Anda pun telah siap untuk digunakan. Usahakan kedua cairan di atas disuntikkan di lubang-lubang tanaman yang berbeda yang terletak berdekatan secara berselang-seling. Misalnya Anda telah membuat lubang A, lubang B, lubang C, lubang D, lubang E, dan lubang F di batang gaharu. Anda bisa menyuntikkan cairan pertama di lubang A, lubang C, dan lubang E. Kemudian cairan kedua disuntikkan ke lubang B, lubang D, dan lubang F. Perlu Anda ketahui, cairan pertama berisi inokulan fusarium sp dan cairan kedua berisi inokulan Aspergillus Niger.
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar