Selasa, 06 Maret 2018

Pohon Induk Gaharu Berkurang

Hasil gambar untuk gaharu

Pangkal Pinang, Kompas - Petani gaharu mengeluhkan pengurangan drastis pohon indukan di Kepulauan Bangka Belitung. Hal itu menyulitkan budidaya hasil hutan yang dapat dipanen tanpa merusak pohon tersebut.



Ketua Asosiasi Petani Gaharu Indonesia (Aspegindo) Kepulauan Bangka Belitung, Adi Saptono, mengatakan, pada akhir dekade 1990-an terdata sedikitnya 980 pohon indukan gaharu jenis Aquilaria malaccensis. Sekarang, tidak sampai 150 pohon indukan. ”Gaharu Bangka termasuk dihargai tinggi. Tetapi, potensi itu bisa hilang jika pohon indukan terus berkurang,” katanya di Pangkal Pinang, Rabu (20/4). Pengurangan pohon indukan itu akan mengurangi pasokan dan kuota gaharu. Pengurangan kuota terjadi karena gaharu alam semakin langka, sehingga dimasukkan dalam apendix I Konvensi Internasional untuk Perdagangan Spesies Langka (CITES). ”Tahun 1997, kuota penjualan gaharu masih 270.000 kg. Tahun 2007, kuota tersisa 30.000 kg saja. Dengan harga mencapai Rp 15 juta per kilogram untuk kualitas bagus, pengurangan kuota itu berarti pengurangan pendapatan petani,” tuturnya. Kematian pohon indukan antara lain disebabkan oleh kerusakaan dan alih fungsi hutan. Kerusakan dan alih fungsi itu terutama akibat perkebunan besar, penambangan, dan ladang berpindah. ”Sebagian petani gaharu juga salah memanen. Masih ada yang menebang dan memecah pohon untuk mengambil gaharu di bagian dalam kayu,” tuturnya. Kerusakan pohon inang gaharu juga terjadi akibat hama ulat daun. Petani mencoba mengatasi dengan semut rangrang. (raz)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pohon Induk Gaharu Berkurang", https://regional.kompas.com/read/2011/04/21/05164099/pohon.induk.gaharu.berkurang.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar