Kamis, 08 Maret 2018

Teknik dan Cara Inokulasi (Suntik) Gubal Pohon Gaharu

Syarat dan Cara Inokulasi Pohon Gaharu Untuk Menghasilkan Resin Yang Memiliki Daya Jual Tinggi
Gaharu atau Aquilaria malaccensis adalah sejenis pohon anggota suku gaharu-gaharuan. Jenis ini dapat dijumpai di Banglades, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand.  Pohon gaharu memiliki nama ilmiah: Aquilaria malaccensis. (wikipedia)

Produk utama yang diambil dari pohon gaharu adalah resin gaharu yang bernilai tinggi. Harga perkilo kayu gaharu yang mengandung resin atau gupal bisa diharga hingga puluhan juta rupiah. Untuk pohon gaharu alam, resin atau gupal biasanya terbentuk secara alamiah sedangkan gaharu yang berasal dari penanaman biasanya memerlukan perlakuan khusus agar pohon tersebut bisa mengeluarkan resin atau gupal yaitu dengan cara penyuntikan gubal gaharu. Penyuntikan gubal gaharu pada pohon gaharu memerlukan penanganan yang cermat supaya berhasil.


Pohon gaharu yang akan disuntik sebaiknya yang sudah berbuah dan berumur 5-6 tahun. Pohon gaharu tersebut memiliki pertumbuhan pohon pesat, dengan garis tengah batang >10 cm. Kelembapan pohon cukup tinggi, keadaan disekitar pohon yang cukup teduh membuat kelembapan cukup tinggi. Itulah beberapa syarat yang wajib dipenuhi pohon gaharu yang akan dilakukan penyuntikan gubal gaharu.


Cara Penyuntikan Gubal Gaharu
Alat-alat:
1) Bor kayu dengan garis tengah 13 mm.
2) Spidol permanen.
3) Kapas, spatula, dan pinset.
4) Lilin lunak atau gluteks.
5) Meteran.
6) Alkohol 70%.
7) Bibit gubal gaharu.

Langkah-langkah Cara Menyuntik Gubal

Pembuatan Lubang
  • Jarak lubang pertama dengan permukaan tanah 20 cm.
  • Jarak antara satu lubang dengan lubang lainnya 10 cm.
  • Mata bor dan lubang bor disterilkan dengan menggunakan alcohol.
  • Lubang bor dibuar setiap sepertiga lingkaran pohon. Batang yang akan disuntik diukur dan diberi tanda dengan spidol permanen.
  • Setiap menyelesaikan satu lubang, mata bor harus disterilkan.
  • Arah lubang miring, kurang lebih 15o-30o ke arah atas dengan tujuan agar air hujan tidak masuk ke dalam lubang.
  • Kedalaman bor sepertiga garis tengah pohon.
Dalam pelaksanaannya, penyuntikan harus dilakukan dalam keadaan steril karena bila tidak steril tanaman mudah terkontaminasi mikroba lain yang dapat mengakibatkan kegagalan.
Penyuntikan Gubal
  • Bibit gubal baru dimasukkan ke dalam lubang sampai penuh sebelum lubang menjadi kering dengan cara menekan dengan menggunakan spatula yang steril.
  • Lubang yang telah terisi bibit gubal segera ditutup dengan lilin lunak atau gluteks. Penutupan dengan lilin bertujuan agar air tidak masuk ke dalam lubang. Sebulan sekali lubang perlu dikontrol, ada kebocoran atau tidak.
  • Cara lain, lubang yang telah berisi bibit gubal (inokulan) sebaiknya tidak ditutup agar udara bebas masuk ke dalam lubang sehingga inokulan dapat berkembang dengan baik dan banyak jaringan kayu yang terinfeksi. Semakin banyak jaringan yang terinfeksi, produksi gaharu akan semakin tinggi.
Setelah tiga bulan pasca penyuntikan perlu dilakukan semacam evaluasi. Evaluasi setelah tiga bulan penyuntikan perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan penyuntikan. Cara evaluasi bisal dilakukan sebagai berkut:
  • Pilih secara acak tiga pohon garahu yang telah disuntik.
  • Tepat diatas atau dibawah tempat penyuntikan dibor kembali.
  • Kayu hasil pengeboran diperiksa warnanya. Bila warna kayu menjadi cokelat dan ketika dibakar berbau wangi, berarti penyuntikan berhasil.
  • Bila hasil pengeboran berwarna putih dan ketika dibakar tidak mengeluarkan bau wangi, berarti penyuntikan tidak berhasil.
  • Bila belum berhasil, pemeriksaan diulang tiga bulan kemudian.
  • Bila belum berhasil, perlu dilakukan penyuntikan ulang.
Cara Penyediaan dan Pengembangan Inokulan

Penyediaan inokulan pembentuk gubal baru memerlukan sarana dan prasarana laboratorium yang steril dan tenga mikrobiologi yang terampil. Oleh karena itu, penyedian inokulan tidak mungkin dilakukan oleh petani. Penyediaan inokulan hanya dapat dilakukan oleh lembaga terkait dan pemerintah daerah tempat gaharu dikembangkan.

Inokulan yang dikembangkan di laboratorium merupakan biakan murni dari produksi inokulan murni hasil pemurnian (isolasi) pohon gaharu di sekitar kawasan budi daya. Jamur pembentuk gubal yang ditumbuhkan pada media khusus dapat menjadi inokulan untuk inokulasi ke dalam pohon atau akar gaharu sebagai pemacu pembentukan gubal baru. Pemakaian bibit gubal dapat menghindari penebangan gaharu yang sia-sia di hutan.

Teknik pengembangan inokulan dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini.
  • Pilih pohon gaharu alami yang sudah terinfeksi jamur pembentukan gabul baru.
  • Ambil potongan batang atau cabang pohon yang terinfeksi sebagai preparat.
  • Masukkan preparat ke dalam kotak es untuk di bawa ke laboratorium.
  • Kembangkan spora dari preparat di dalam media, kemudian indentifikasi jenis jamurnya sebagai biakan murni.
  • Kembangkan spora biakan murni ke dalam media padat, seperti serbuk gergaji pohon gaharu.
  • Masukkan media pada ke dalam incubator pembiakan dalam suhu 24-32 oC dan kelembapan 80% selama 1-2 bulan.
  • Masukkan spora yang sudah dibiakkan ke dalam botol dan simpanlah botol dalam freezer incubator.
Bibit gubal adalah sejenis mikroba yang menyebabkan terjadinya gubal gaharu di dalam batang pohon gaharu yang terinfeksi. Ada beberapa jenis mikroba yang dapat menimbulkan gubal gaharu pada pohon gaharu. Beberapa jenis jamur pembentuk gubal gaharu adalah sebagai berikut.
a. Jamur Cytosphaera malaccensis sebagai hasil isolasi dari gubal yang terbentuk pada batang gaharu Aquilaria malaccensis.

sumber

1 komentar:

  1. Obat Inokulasi (suntik) Berapa ya harganya....bisa WA Sajuri 082368453356

    BalasHapus