Selasa, 06 Maret 2018

Cara Membuat Sendiri Inokulan Gaharu

Cara Membuat Sendiri Inokulan Gaharu

Tulisan ini masih rintisan, dalam penelitian dan pengembangan.
Semua pihak dipersilahkan untuk mengujicobanya, lalu memberi masukan.
Tanaman gaharu adalah tanaman termahal di dunia. Satu pohon bisa menghasilkan uang sampai dengan 250 juta rupiah.
Harga gubal (gaharu) kualitas terbaik di pasaran dunia adalah Rp.50 juta per kilogram. Harga kualitas terendahnya Rp.5juta rupiah. Satu pohon bisa menghasilkan gubal sampai dengan 5 kg. Selain gubal, hasil sampingan dari pohon gaharu adalah kamedangan dan abu gaharu.

Hati-hati dengan pembeli atau investor yang merangkap penipu.
Gaharu sudah bisa diinokulasi pada umur 3 tahun, dan ditebang panen pada umur 5-6 tahun. Namun sebagian besar petani mulai menginokulasi gaharunya pada umur 5 tahun atau pada saat diameter batang setinggi dada sudah 15 cm.
Inokulasi buatan diperlukan, agar dalam batang pohon gaharu terbentuk gubal. Tanpa proses inokulasi, gubal bisa juga terbentuk, tetapi kemungkinannya sangat kecil.
Inokulan yang sudah jadi harganya mahal, sekitar 500 rb-800 rb/liter. Padahal tehnologi pembuatannya sangat sederhana. Dasarnya adalah pembiakan jamur Fusarium sp.
Sistim inokulasi dini, bisa dilakukan dengan sistim lubang kecil, yakni batang pohon dibor dengan bor listrik.Diameter mata bor 3 mm.Lubang dimulai dari 20 cm di atas tanah. Bentuk barisan lubang melingkar spiral ke atas. Jarak vertikal 10 cm, jarak horizontal 10 cm. Kedalaman 1/3 diameter batang. Suci hamakan lubang dengan cotton bud yang diberi alkohol 70%. Alkohol dapat dibeli di apotik. Kemudian, ke dalam lubang ditusukkan bambu inokulan yang sudah disiapkan.
Cara membuat inokulan
1.Cari eceng gondok yang terserang Fusarium sp. Ini gambarnya :
[caption id="attachment_305996" align="alignnone" width="300" caption="eceng gondok terserang fusarium"][/caption] Bisa juga menggunakan 'batang' pisang yang mati layu terserang jamur fusarium sp. Atau umbi singkong yang membusuk karena terkena fusarium ini juga.
2.Cincang halus.
3.Cari jahe yang terserang Fusarium sp. Cari di kebun jahe, jangan di pasar. Cirinya, daun jahe menguning lalu mati, jahe mengering lalu mengkisut, tetapi tidak berbau busuk. Kalau bau, penyebabnya bukan Fusarium sp. Ini gambarnya :
[caption id="attachment_305997" align="alignnone" width="300" caption="Jahe terkena fusarium sp."]
13859778781523892494
13859778781523892494
[/caption]
4.Parut jahe.
5.Parut kentang segar 1 kg.
6.Campurkan semua bahan, aduk merata.
7.Letakkan di atas talam yang dialasi koran bekas. Ratakan.
8.Taruh di tempat terbuka, tetapi beratap. Jangan kena hujan.
9.Setiap tiga hari, semprot sedikit dengan air kelapa tua yang sudah dibiarkan sehari.
10.Setelah 14 hari, aduk bahan dengan air mineral botolan seliter.
11.Masukkan tusuk gigi kedalammnya, biarkan 2 hari.
12.Angkat tusuk gigi, bersihkan dengan kuas, kering anginkan.
13.Simpan tusuk gigi dalam plastik kedap udara.
14.Inokulan bambu ( tusuk gigi ) sudah siap pakai. Catatan : eceng gondok dan jahe bisa diganti dengan air perasan batang (pelepah) pisang yang mati layu karena jamur. Bisa juga umbi singkong yang terserang fusarium sp, cirinya : pohon masih nidup dan tegak, tapi umbi sudah membusuk. Kadang ditemukan jamur seperti benang putih.


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar