Kamis, 19 April 2018

PENYAKIT LAYU FUSARIUM (PENYAKIT PANAMA) PADA POHON PISANG

Hasil gambar untuk fusarium pada pisang
Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada tanaman pisang disebabkan oleh Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC). Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian lebih dari 35 %.

Penyakit ini menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang. Didalam bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Gejala-gejala dari penyakit tersebut adalah:
  1. Menguningnya daun pisang dari mulai daun yang tua, menguning mulai dari pinggiran daun
  2. Pecah batang, perubahan warna pada saluran pembuluh
  3. Ruas daun memendek
  4. Perubahan warna pada bonggol pisang
  5. Biasanya batang yang terserang mengeluarkan bau busuk
fusarium-1Penyakit bisa menular sangat cepat jika penyebaran cendawan ini melalui air. Penyakit ini tak akan bisa diobati, yang bisa dilakukan adalah mencegahnya dengan cara-cara sebagai berikut:
  1. Buang dan bakar tanaman pisang yang sudah terlanjur terserang penyaki ini.
  2. Menanam lebih dari satu varietas atau menanan bibit yang sehat
  3. Jangan memasukkan bibit, bonggol dan tanah dari daerah yang sudah terkontaminasi.
  4. Gunakan bibit yang bebas penyakit (hasil kultur jaringan)
  5. Bersihkan gulma di sekitar areal pertanaman
  6. Sterilkan alat-alat yang akan digunakan
  7. Tanam jenis pisang yang tahan terhadap penyakit FOC (ketan, tanduk, raja kinalun dan muli)
  8. Menggunakan agensia hayati seperti Trichoderma sp dan Gliocadium sp dan Pseudomonas Fluorescens

 

Upaya pengendalian penyakit layu sudah banyak dilakukan termasuk pemakaian bahan kimia yang ternyata menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, untuk mengatasi masalah tersebut maka pemanfaatan pengendali hayati menjadi sangat penting seperti penggunaan bakteri antagonis yang hidup di daerah perakaran, mempunyai prospek yang dapat berfungsi untuk menekan penyakit dan dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Alternatif lain untuk  mengendalikan penyakit layu fusarium  adalah dengan memanfaatkan mikroba agen pengendali hayati. Pengendalian dengan cara ini dilaporkan cukup efektif dan belum ada yang melaporkan timbulnya ketahanan jamur patogen terhadap agen pengendali hayati (Freeman et al., 2002).
tricodermaPemanfaatan mikroorganisme antagonis yang ada dalam tanah mempunyai peluang yang cukup baik karena secara alamiah terdapat dalam tanah dan aktifitasnya dapat dirangsang dengan modifikasi lingkungan, biayanya relatif lebih murah untuk jangka panjang, aman bagi lingkungan biotik (tidak terakumulasi dalam rantai makanan) dan dapat digunakan bersama-sama dengan cara pengendalian yang telah ada. Pemanfaatan  jamur  antagonis merupakan salah satu alternatif untuk mengendalikan penyakit layu. Penggunaan agens hayati kini mulai dikembangkan guna mengurangi penggunaan fungisida sintetik dalam mengendalikan patogen yang memiliki banyak kelemahan. Potensi utama dari Trichoderma spp. adalah sebagai agens pengendali hayati jamur patogen pada tanaman. Jamur ini secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma spp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi (Purwantisari dan Hastuti, 2009).
Menurut Sinaga (1986) dalam  Djaya et al. (2003) bahwa jamur Trichodermaspp. dapat menghambat  pertumbuhan  jamur  F. oxysporumPhytium aphanidermatumRhizoctonia solani dan Sclerotium rolfsiiTrichoderma spp. adalah salah satu jamur antagonis yang dapat menekan atau menghambat perkembangan patogen tanaman. Mekanisme agens antagonis jamur termasuk Trichoderma spp. terhadap patogen adalah kompetisi, induksi ketahanan tanaman, mikoparasit, antibiosis, disebabkan karena memiliki beberapa kelebihan seperti kompetisi, antibiosis atau parasitik langsung dan mikoparasitik (Driesche dan Bellows, 1996).
Beberapa mikroba antagonis jamur seperti Trichoderma hamatum, Trichoderma viride, Trichoderma koningi, Gliocladium virens, Gliocladium roseum, Penicillium Janthinellum, Epicocum purpureum, Pythium nunn. Sedangkan bakteri antagonis seperti Bacillus subtilis, Bacillus polymixa, Pseudomonas fluorescens. Pseudomonas cepacia, Agrobacterium radiobacter dan Streptomyces spp. (aktinomiset) adalah agensia pengendali penyakit tanaman yang sudah sering digunakan dalam pengendalian hayati (Aryantha, 2001).

Cara Mengobati Layu Daun ( fusarium ) Pada Pohon Pisang Dengan Daun Sirih

Penyakit layu daun menjadi momok bagi pekebun pisang. Tak cuma produktivitas anjlok, penyakit akibat cendawan Fusarium oxysporum itu bisa membuat pohon pisang yang segar bugar siap berbuah menemui ajal. Itu bisa membuat pekebun gigit jari mengingat harga satuan bibit pisang yang berkisar Rp5.000-Rp7.000.
Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada tanaman pisang disebabkan oleh Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC). Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian lebih dari 35 %.
Penyakit ini menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang. Didalam bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Gejala-gejala dari penyakit tersebut adalah:
  • Menguningnya daun pisang dari mulai daun yang tua, menguning mulai dari pinggiran daun
  • Pecah batang, perubahan warna pada saluran pembuluh
  • Ruas daun memendek
  • Perubahan warna pada bonggol pisang
  • Biasanya batang yang terserang mengeluarkan bau busuk
Untunglah Philip H Evans, dosen di Departement of Entomology, New York State Agricultural Experiment Station, Cornell University, New York menemukan cara mengatasinya. Ia meneliti khasiat sirih kuning untuk mengatasi fusarium pada pisang. Caranya mudah, yaitu:
  1. tumbuk 10-20 lembar daun sirih kuning.
  2. Setelah halus, ambil 25-50 gram bubuk daun sirih lalu campur dalam 1 liter air.
  3. Saring, diamkan 24 jam.
  4. Selanjutnya semprotkan larutan pada pisang yang terserang.
Hasilnya, selain mengurangi gejala serangan, produktivitas pisang pun terjaga.

Penyakit bisa menular sangat cepat jika penyebaran cendawan ini melalui air. Penyakit ini tak akan bisa diobati, yang bisa dilakukan adalah mencegahnya dengan cara-cara sebagai berikut:
  1. Buang dan bakar tanaman pisang yang sudah terlanjur terserang penyaki ini.
  2. Menanam lebih dari satu varietas atau menanan bibit yang sehat
  3. Jangan memasukkan bibit, bonggol dan tanah dari daerah yang sudah terkontaminasi.
  4. Gunakan bibit yang bebas penyakit (hasil kultur jaringan)
  5. Bersihkan gulma di sekitar areal pertanaman
  6. Sterilkan alat-alat yang akan digunakan
  7. Tanam jenis pisang yang tahan terhadap penyakit FOC (ketan, tanduk, raja kinalun dan muli)
  8. Menggunakan agensia hayati seperti Trichoderma sp dan Gliocadium sp dan Pseudomonas Fluorescens
Sumber : gerbang pertanian, media kliping


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar